FANS FICTION STORY

IF I LET YOU GO

Aku dan Bisma sudah berteman baik sejak berada di bangku SMP, kami sudah bersahabat hampir 3 tahun dan selama itu aku tak pernah memiliki rasa apapun dengannya. Aku telah menganggap Bisma sebagai saudaraku . Bisma sangat baik padaku , dia satu-satunya orang yang benar-benar dekat dan mengerti perasaanku . Kini kamipun berada sekelas di bangku SMA. Tapi, belakangan ini Bisma nampak berbeda di mataku . Suatu hari dia pernah bertanya padaku.
“Ryn, ternyata sakit juga ya memendam rasa sama orang yang deket sama kita, tapi orangnya gak nyadar-nyadar juga..” katanya sambil tersenyum padaku. Aku menatapnya lekat-lekat. Kulihat ada yang berbeda dari suaranya, dari tatapannya, kurasa yah.. dia seperti menyimpan sebuah luka yang mendalam di hatinya.
Aku tertawa kecil lalu menepuk pundaknya pelan... “Iya lah Bis pastinya.. lo kok kayaknya nelangsa banget.. ada apa sih cerita dong siapa tau itu bisa ngelegain hati lo..”
Bisma menatapku lalu memalingkan wajahnya.. “Percuma Ryn.. mending gue berusaha ngelupain perasaan gue aja..” lalu tiba-tiba ia beranjak pergi meninggalkan aku yang bingung. Aduh, dia kenapa ya? Emang siapa sih cewek yang bisa buat Bisma sebegitu nelangsanya? Pertanyaan itu terus membebani pikiranku, malamnya aku menelepon teman sekelasku yang bernama Ilham.
“Ham, gue pusiiing ni...” kataku merengek pada Ilham. Jujur, aku memang mempunyai rasa pada Ilham dan aku rasa Ilham juga begitu.
Kudengar Ilham tertawa kecil “Yaelah sweety, kenapa lagi lo?” tanya Ilham. Ah, aku selalu melambung tinggi ketika Ilham memanggilku dengan panggilan sayangnya , -sweety-.
“Bantuin gue dong mbul“ jawabku seraya memanggil Iilham dengan panggilan sayang-gembul-.
“Bantuin apaa?”
“Bantuin guee nyelidikin tentang Bismaa!”
“Hah nyelidikan apaaa sih sweetyku? aku cemburu lho haha..”
“Ah jangan bikin aku geer dong mbul..” aku senyum-senyum sendiri. “Gini lho aku pengen cari tau siapa cewek yang disukain sama Bisma...”
“Oh.. elo suka sama Bisma ?” jawab Ilham nada bicarnya tajam. Aku tersentak.
“Ah apaan sih mbul.. aku cuma pengen cari tau, habis dia nelangsa banget sih...”
Ilham diam. Lalu tertawa . “Iya ya sweety.. oke deh apa sih yang enggak buat kamu..”
“Haha gombal deh lo mbul, oke deh.. see you tomorrow ya mbul”. Lalu kututup ponselku, aku mulai memejamkan mataku yang telah lelah.
Pagi itu aku bersiap-siap berangkat, aku mengeluarkan motor matic-ku dari garasi, lalu menunggu Bisma yang tiap pagi selalu menghampiriku, lalu kami akan berangkat bersama-sama menuju sekolah. Tapi, jam sudah menunjukkan pukul 06.30 dan Bisma belum nampak juga. Aku mulai kesal, biasanya jam 6.15 dia sudah datang. Aku pun mengirimkan smspadanya
Imaaa, lo kmn sih ? kok g dtg2 :(  Gw nungguin smpe lumutan nii :(
Buruan dteng yaa im :O

Sent to :
Ima (0856748xxxx)

 Namun smsku tak dibalas, ku telpon ponselnya namun tak dijawab. Dengan kecewa aku pun berangkat ke sekolah tanpa Bisma. Sesampai di sekolah ku lihat Bisma sedang memainkan bola basket bersama beberapa teman sekelasku. Aku pun menghampirinya.
“Bismaaaaaaaa!” aku memanggilnya dari pinggir lapangan . Ia menoleh dan menatapku dingin, ia pun tak menghiraukanku! Malahan ia beranjak pergi. Aku mengikutinya dari belakang.
“Bis.. lo kenapaa sih... gue mau ngomong samaa lo.. plissss” rengekku sambil berusaha meraih tangannya. Bismapun berhenti.
“Bis, kenapa tadi pagi lo gak nyamperin gue? Tau gak gue jadinya berang...” belum sempat aku melanjutkan perkataanku, Bisma malah berkata “Gue kira lo berangkat bareng Ilham yaah jadi gue gak mau ganggu..”.
“Apaan sih lo Bis? Lo cemburu?” kataku penuh emosi. Bisma menoleh padaku. Tatapannya nanar.
“Hah.. tau apa lo soal apa yang gue rasain? Jangan asal ngomong deh lo!”. Aku tersentak kaget dengan kata-kata yang ia lontarkan. Aku tak tau kenapa, tapi sudah beberapa hari ini hubunganku dengan Bisma merenggang.
“Bis lo kenapa berubah sih? Gue salah apa sama lo? Lo cerita dong jangan diem ajaa..” kataku menahan tangis. Bisma menatapku.
“Memang kalau gue cerita lo bakalan ngerti Ryn? Enggak Ryn! Enggak sama sekali! Gue peduli semua apa yang lo rasain.. meski gue harus sakit Ryn.. tapi apa lo sama sekali gak peduli apa yang gue rasain! Sori Ryn tapi jujur gue capek gini terus....”jawab Bisma. Tatapannya dingin. Aku semakin tidak mengerti apa maksudnya, tapi kata-katanya sungguh membuatku sakit.
“Oh jadi selama ini lo capeek? Oh oke fine .. ternyata selama ini gue salah menilai lo Bis.. gue kira lo orang yang bisa ngerti gue tapi apaa? Setelah ini gue sadar cuma Ilham lah yang ngertiin gue...”jawabku keras. Emosiku meluap. Kulihat raut wajah Bisma berubah ia menatapku makin tajam.
“Yayaya terserah apa kata lo Ryn... ternyata emang persahabatan kita selama ini gak lebih penting ketimbang perasaan lo sama Ilham... oke kalau itu mau lo gue bakalan pergi.. makasih buat selama ini Ryn.. sori gue bukan SAHABAT yang baik buat lo...” jawab Bisma lalu ia memegang pundakku erat, lalu pergi meninggalkanku yang sudah mulai menitikkan air mata. Aku pun berlari sambil terus menitikkan air mata. Tanpa sadar tubuhku menabrak tubuh seseorang.
“Maa. aaf.. gu.. gue gak sengaja..” kataku terbata,sambil menundukkan kepala. Tiba-tiba orang yang kutabrak mengangkat daguku perlahan. Ternyata orang yang ku tabrak adalah Ilham. Dia menatapku lekat dan tiba-tiba memelukku.
“Lo kenapa nangis Ryn?” tanyanya lembut sambil mengelus pelan punggungku. Akupun membenamkan wajahku dalam dekapannya.
“Gak papa kok..gue gak kenapa-napa..” jawabku perlahan, seraya mencoba menghentikan tangisku. Ilham diam, lalu melepaskan pelukannya. Ia menatapku lembut lalu menghapus butiran air mata yang menjatuhi pipiku.
“Jangan nangis lagi dong sweetyku.. nanti cantiknya ilang lho.. sekarang senyum dong... nanti sore jalan yuk, nanti kalau lo udah tenang, cerita deh sama gue.. oke?” tanyanya sambil merangkulku. Akupun tersenyum. Sorenya ia pun menjemputku, ia mengajakku ke sebuah taman yang indah banget. Dan kurasakan hatiku mulai tenang, akupun menceritakan semuanya pada Ilham. Ilham pun mengatakan kalau memang Bisma maunya seperti itu ya sudah turutin saja.
Semenjak kejadian itu, aku mulai jauh dengan Bisma, kami tak pernah berkirim pesan singkat, bahkan tak saling berbicara satu sama lain. Sedangkan, hubunganku dengan Ilham kian dekat. Hingga akhirnya aku dan Ilham pun jadian. Aku sangat bahagia berada di samping Ilham. Dia cowok yang hangat, romantis, dan penuh dengan perhatian. Ia pernah mengajakku candle light dinner dan itu merupakan momen romantis di antara kita berdua. Hingga hubungan kami pun berjalan selama 2 bulan.
“Sayang, nanti temenin gue ke toko buku yuuk..” pintaku pada Ilham. Ia diam.
“Maaf ya sayang tapi hari ini gue gak bisa...emm .. gue mau nemenin nyokap belanja nih.. ” jawab Ilham seraya mengacak rambutku pelan.
“Aaah lo kok belakangan ini sibuk banget sih yang.. sampai gak ada waktu buat gue.. “ jawabku cemberut. Ia tertawa kecil.
“Maklumin lah yang gue kan lagi sibuk ngurusin acara keluarga..jangan marah ya yang.. senyum dong sweetyku.. “ kata Ilham yang sukses meluluhkan amarahku.
Belakangan ini Ilham memang terlihat sibuk, terkadang ia pun jarang membalas smsku maupun menjawab telponku. Aku mulai curiga padanya, hingga suatu sore ketika aku pulang sekolah aku membuntutinya. Kulihat Ilham menuju sebuah cafe, tumben banget dia sendirian, aduh ada apa ya? Aku berjalan pelan di belakangnya lalu duduk di kursi tak jauh dari kursi tempatnya. Ia nampak menunggu seseorang. Tiba-tiba dari arah pintu masuk datang seorang cewek menghampirinya lalu memeluk Ilham dengan mesra.
“Aaah bebeb aku kangen sama kamu..”kata cewek itu manja.
“Aku juga kok beb..” jawab Ilham lembut. Aku kaget bukan main. Hatiku sakit melihat semua itu. Aku tak percaya Ilham tega mempermainkan perasaanku. Dengan menahan tangis aku pun menghampirinya. Ia kaget melihatku datang.
“Oh jadi selama ini lo main belakang?” bentakku. Cewek di sebelah Ilham berdiri.
“Heh, siapa lo? Berani-beraninya ngebentak pacar gue!” jawaban cewek itu sontak membuatku semakin tersakiti. Ilham nampak kebingungan. Ia menarikku menjauh. Aku berusaha melepaskan pegangannya.
“Yang.. lo salah paham semua yang lo liat ini gak bener !” jawab Ilham.
“Ah pembohong lo..lo tega sama gue ham.. lo jahat.. lo jahat.. kita putus!” kataku sambil menahan tangisku yang siap memecah. Aku berlari keluar cafe itu. Ku dengar Ilham memanggilku. Aku tak peduli jikalau pandangan semua orang kini tertuju padaku. Tiba-tiba terlintas Bisma di benakku, aku masih ingat ketika Bisma pernah berkata “Menurut gue, Ilham gak baik buat lo Ryn..” lalu saat itu aku menjawab sambil mencibir ..”Ah, jangan rusak kebahagiaan gue dong Bis.. bukannya lo malah seneng kalau sahabat lo juga seneng..” dan waktu itu Bisma hanya menatapku pelan sambil berkata “Mana mungkin gue bisa bahagia kalau akhirnya liat elo bakalan terluka karna dia...”
Apakah yang dimaksud Bisma itu ini ? Kini aku benar-benar tersakiti karena Ilham. Aku menyesal tidak mendengarkan kata-katanya dulu. Aku teringat Bisma lagi, biasanya Bisma lah yang selalu ada saat aku menangis, Bisma lah yang selalu menghibur ku di kala aku terjatuh. Tapi kini tidak, hanya aku sendiri tak ada Bisma yang menguatkanku.
Tangisanku kian memecah di kesunyian malam di taman tempat biasanya dulu aku selalu bersama Bisma. Aku menyesal telah meninggalkan Bisma, aku terlalu bodoh untuk mengambil suatu keputusan yang ternyata hanya akan menjatuhkanku dan melukaiku. Ya Tuhan, aku sungguh menyesal.. maafkan aku Tuhan...
“Lo kenapa nangis sendirian disini?” tanya seseorang yang tiba-tiba berada di sebelahku. Aku mendongakkan kepalaku. Ternyata itu Dicky, teman satu tim basketnya Bisma yang juga teman band Ilham. Ia lalu mengulurkan sapu tangan padaku.
“Makasih yaa dik..”jawabku pelan sambil mengusap air mataku. “Malem-malem ngapain lo kesini dik? “ tanyaku pelan. Dicky gelagapan.
“Eeee...kebetulan gue lewat sini trus gue liat lo..sekalian gue mau ngasih titipan yang dikasih seseorang ke gue buat lo..”kata Dicky sambil menyerahkan sebuah kotak bewarna biru muda,warna kesukaanku. Aku menerimanya lalu Dicky pun pamit pulang.
Sesampainya di rumah, akupun membuka kotak itu. Didalamnya terdapat sebuah kaset dan sepucuk surat kecil tak bernama. Aduh, ini dari siapa sih?
Aku bagai pungguk merindukan bulan
Memimpikan suatu hal yang mustahil kudapatkan
Melepasmu, membiarkanmu jauh dari ku, dari hidupku
Adalah sebuah hal yang menyayat hatiku
Aku yang biasanya menjagamu harus merelakanmu tanpaku
Taukah setiap detik, jam, menit aku teringat slalu padamu
Melihatmu tertawa dan tersenyum cukup mebuatku bahagia
Namun melihat tangismu membuatku merasa bersalah
Membuatku lemah tak berdaya , aku menyesal
Aku tak bisa menjagamu dan menghapus air mata di pipimu
Disini aku hanya bisa mendekap erat bayangmu dan semua kenangan kita
Jikalau waktu mengijinkanku tuk bersamamu walau hanya sedetik saja
Inginku ungkapkan segala rindu dan rasaku ini padamu
Aku tertegun membaca surat itu. Apakah surat ini dari Ilham. Apakah ini tandanya ia menyesal telah mempermainkanku? Ah, lagi-lagi aku teringat cowok kurang ajar itu. Dengan kesal kulempar surat itu dia atas lantai. Aku membenamkan wajahku di kasurku, dan tiba-tiba teringat sebuah kaset yang ada di kotak tadi. Kuambil kaset itu lalu kusetel di layar televisi yang ada di depanku.
Betapa kagetnya aku isi kaset itu berisi movie maker foto-foto persahabatanku dengan Bisma dari SMP hingga detik-detik sebelum kita bertengkar. Ya Tuhan, kenapa soundtracknya Because Of You-nya Keith Martin? Itu kan lagu kesukaanku sama Bisma. Tiba-tiba setelah itu muncul video Bisma memegang gitar seraya duduk di bangku kelas kami. Di video itu nampak raut wajahnya yang menyimpan sedih.
“Lagu ini buat lo, Aryna Sovia...”kata Bisma. Aku kaget. Bisma mulai memetik gitarnya dan memainkan sepenggal lagu If I Let You Go-nya Westlife.
Night after night,  I hear myself say .. Why can’t this feeling just fade away ....There’s no one like you.. You speak to my heart .. It’s such a shame, we’re worlds apart...I’m too shy to ask, I’m too proud to lose ... But sooner or later I gotta choose .. And once again I’m thinking about ...Taking the easy way out...” Bisma menyanyikannya dengan suara serak-seraknya yang begitu lembut.
“ But if I let you go I will never know.. What my life would be, holding you close to me..Will I ever see you smiling back at me? How will I know... Iif I let you go ?” Bisma menyanyikan bagian Reff-nya. Aku menangis. Kini aku mengerti selama ini yang dimaksud Bisma. Aku tak menyangka betapa tulus hatinya untukku. Betapa sakitnya memendam perasaannya padanya. Betapa kuatnya dia melihatku menyukai orang lain dan bukan dia. Betapa bodohnya aku ! Aku menyia-nyiakan orang yang benar-benar menyanyangi aku sepenuh hatinya.
“Ryn, sori gue cuma bisa bilang lewat video ini.. Terserah lo mau anggep gue gakgentle lah banci lah itu hak lo.. Tapi yang jelas gue mau bilang gue sayang banget sama elo.. tapi gue tau, ungkapan perasaan gue ini gak ada artinya bagi lo.. Gue tau lo lebih menyukai lelaki lain.. Gue tau, selama ini gue gak bisa jadi sahabat lo yang baik.. Maafin gue Ryn, gue ninggalin elo dan mungkin ngebiarin elo terluka dan jatuh ke pelukan orang yang salah..” ucap Bisma. Aku semakin merasa bersalah.
Bisma menghela nafasnya lalu melanjutkan kata-katanya .. “Mungkin gue terlalu egois.. gue ninggalin elo bukan karena gue benci sama lo Ryn.. tapi gue kasian sama hati gue Ryn.. Gue harap lo nggak bakalan lupain kenangan kita selama ini.. Gue berharap ada sedikit celah di hati lo buat mengenang gue Ryn.. Asal  lo tau, bisa mengenal lo, Aryna Sovia adalah suatu anugerah terindah dalam hidup gue...” . Aku semakin menangis mendengar kata-kata Bisma.
“Gue harap lo mau ketemu sama gue buat terakhir kalinya.. sebelum gue ke Aussie Ryn.. Gue pengen ngelihat elo secara dekat Ryn.. Kalau lo mau, besok pagi lo temuin gue di Airport.. I will wait you , I hope you wanna meet me for the last time, Ryn...”. Aku kaget. Apa Bisma mau pergi? Ya Tuhan, aku gak pengen kehilangan Bisma. Pokoknya besok pagi aku harus bisa nyegah dia pergi. Akupun tertidur dalam tangisku.
Hapeku bergetar. Aku mencoba membuka mataku. Kulihat jam menunjukkan pukul 8 pagi. Dengan malas kubuka inbox di hapeku. Ternyata dari dicky.

Buruan kluar ! gw udh d dpn rmh lo.. qt ke airport skrg!
Gk pke lma.. Lo gk mau khilangan Bisma kan?

Sender : Mr.Yuppie

Sontak, aku pun langsung menuju kamar mandi. Tidak sampai lima menit aku sudah berada di depan rumahku. Kulihat Dicky menanti di samping mobilnya. Dia lalu menyuruhku bergegas masuk. Ia segera melajukan mobilnya dengan cepat. Dua puluh menit kemudian, kami sampai di bandara. Dicky bergegas menarikku masuk. Dicky dan akupun mencari sosok Bisma diantara kerumunan orang. Tapi tak kutemui sosok Bisma.
“Bismaaaaaaa !” teriak Dicky tiba-tiba. Ku lihat Bisma duduk termangu di kursi tunggu. Aku dan Dicky pun menghampirinya. Bisma menyambut kehadiranku dengan tatapan dingin.
“Ssst..buruan ngomong Ryn..”bisik Dicky pelan padaku. Aku menghela nafas.
“Bis, maafin gue..”kataku.  Bisma tetap diam seribu bahasa. Ya Tuhan, apa Bisma tidak memaafkanku. Aku melirik ke arah Dicky, Dicky mengisyaratkanku untuk terus berbicara.
“Bis, gue tau gue salah.. gue emang bodoh Bis, lebih mentingin cowok yang aku suka ketimbang persahabatan kita.. gue tau, gue egois Bis, gue gak pernah bisa ngertiin perasaan lo.. gue gak pernah mau denger nasihat lo.. gue ..gue bukan sahabat yang baik buat lo Bis.. “ ucapku, kini air mata tak terbendung lagi. Bisma menatapku, tapi ia tak berkata apa-apa. Dia malah berdiri.
“Pesawat gue udah mau take off..” katanya acuh. Ia mulai berjalan pelan.
“Bis... gue sayang sama elo..  gue cinta sama elo.. cuma elo yang bisa buat hidup gue benar-benar berarti! Gue gak pengen lo pergi lagi Bis, gue gak siap buat kehilangan elo...” jawabku setengah berteriak. Aku pun menutup wajah dengan kedua mukaku, dan menangis.
Tiba-tiba Bisma menghampiriku, lalu memelukku erat. Selama beberapa menit aku menangis di pelukannya. Rasanya tak ingin kulepaskan pelukannya. Perlahan Bisma melepaska pelukannya. Ia memegang tanganku.
“Makasih Ryn.. Lo serius sama ucapan lo?”tanya Bisma. Aku mengangguk. Bisma tersenyum.
“Apakah perasaan lo bakal berubah kalau gue jauh dari elo? Apa kah lo bakalan tetep sayang sama gue walaupun gue gak bisa buat selalu menjaga lo?”tanya Bisma.
“Maksud lo apa Bis? Gue janji perasaan gue ke elo gak akan berubah Bis, gue janji” jawabku.
“Berarti lo mau kan nunggu gue dua taun lagi?” tanyanya pelan. Bibirku mengatup.
“Lo beneran mau pergi Bis?”tanyaku. Bisma tersenyum getir lalu mengangguk. Ia mengecup keningku pelan.
“Tunggu gue ya Ryn...” kata Bisma lalu ia pergi menuju tempat pemberangkatan pesawat. Aku pun menatap kepergiannya dengan sedih. Dicky mengelus pundakku pelan.
“Udah Ryn..biarin di pergi.. dia pasti bakalan balik demi lo..”kata Dicky tersenyum.
“Iya Dik.. makasih.. “ jawabku. Dengan berat, aku melangkahkan kaki keluar Bandara. Kulihat pesawat yang ditumpangi Bisma telah mengudara. Aku tersenyum, mencoba mengikhlaskan hatiku untuk kepergian Bisma. Lalu ku colokkan ipodku dan ku mainkanBecause Of You-nya Keith Martin yang menjadi lagu kenangan ku dan Bisma.



Nama        : Putri Maesa Aryani
Twitter    : @Putripumma
Sekolah   : SMA N 1 Sedayu , YOGYAKARTA
Kota         : Yogyakarta